Contoh-contoh perkembangan
Islam di Indonesia
J Kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia
Kerajaan
Samudra Pasai
Kerajaan
Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di Indonesia.
Kerajaan Samudra Pasai yang terletak di Lhokseumawe berdiri pada abad ke-13.
Raja pertama Samudra Pasai adalah Sultan Malik Al Saleh yang memerintah hingga
tahun 1297.
Sepeninggal
Sultan Malik Al Saleh, Samudra Pasai diperintah oleh Sultan Malik Al Tahir.
Pada masa pemerintahannya Samudra Pasai berkembang menjadi daerah perdagangan
dan penyebaran Islam.
Banyak pedagang
muslim Arab dan Gujarat yang tinggal di Samudra Pasai sehingga Samudra Pasai
berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia
Perkembangan
Kerajaan Samudra Pasai didorong beberapa faktor yaitu :
- Letak Samudra Pasai strategis di tepi selat Malaka
- Melemahnya kerajaan Sriwijaya yang menyebabkan Samudra Pasai berkesempatan untuk berkembang
Samudra pasai
selanjutnya diperintah oleh Sultan Ahmad. PADA masa ini terjalin dengan
kesultanan Dehli di India yang dibuktikan dengan kedatangan Ibnu Batutah di
Samudra Pasai tahun 1345 kerajaan Samudra Pasai akhirnya mengalami kemunduran
sepeninggal Sultan Ahmad. Hal ini disebabkan oleh terdesaknya perdagangan
Samudra Pasai oleh Malaka
Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh
berdiri pada awal abad ke-16 yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah
setelah berhasil melepaskan diri dari kerajaan Pedir. Beberapa faktor yang mendorong berkembangnya kerajaan Aceh, antara lain :
- Jatuhnya Malaka dalam kekuasaan Portugis tahun 1511
- Letak kerajaan Aceh sangat strategis pada jalur perdagangan internasional
- Kerajaan Aceh mempunyai pelabuhan dagang yang ramai dan menjadi pusat agama Islam.
Kerajaan Aceh
akhirnya mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1607-1636). Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh bertambah luas hingga ke Deli,
Nias, Bintang, Johor, Pahang, Perah dan Kedah. Dalam upayanya memperluas
wilayah ternyata diikuti dengan upacara penyebaran agama Islam sehingga
daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Aceh akhirnya menganut Islam
Corak
pemerintahan kerajaan Aceh memiliki ciri khusus yang didasarkan pemerintahan
sipil dan agama. Hukum adat dijalankan berlandaskan Islam yang disebut Adat
Maukta Alam.
Setelah Sultan
Iskandar Muda meninggal Aceh mengalami kemunduran karena :
- Tidak ada raja-raja yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas
- Timbulnya pertikaian antara golongan bangsawan (teuku) dan golongan ulama (teungku)
- Timbulnya pertikaian golongan ulama yang beraliran Syiah dan Sunnah Wal Jamaah
- Banyak daerah yang melepaskan diri seperti Johong, Pahang, Perlak, Minangkabau dan Syiak
- Mundurnya perdagangan karena selat Malaka dikuasai Belanda (1641)
2. Kerajaan
Demak
Kerajaan Demak
didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad 15, setelah berhasil melepaskan diri
dari pengaruh kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam
pertama yang berdiri di Pulau Jawa.
Pada masa
pemerintahan Raden Patah, Demak mengalami perkembangan pesat. Faktor-faktor
pendorong kemajuan kerajaan Demak adalah :
- Runtuhnya kerajaan Majapahit
- Letak Demak strategis di daerah pantai sehingga hubungan dengan dunia luar menjadi terbuka.
- Pelabuhan Bergota di Semarang merupakan pelabuhan ekspor impor yang sangat penting bagi Demak
- Demak memiliki sungai sebagai penghubung daerah pedalaman
Kerajaan Demak
dengan bantuan wali sanga berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam di
Jawa pada masa inilah Masjid Agung Demak dibangun. Ketika Malaka. Dikuasai
Portugis, Demak merasa dirugikan sehingga pasukan Demak yang dipimpin Pati Unus
dikirim untuk menyerang Portugis di Malaka tahun 1513, tetapi mengalami kegagalan.
Pati Unus kemudian terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
Kerajaan Pajang
Kerajaan pajang
didirikan oleh Joko Tingkir yang telah menjadi raja bergelar Sultan Hadiwijaya.
Pada masa pemerintahannya, kerajaan mengalami kemajuan. Pengganti Sultan Hadiwijaya
adalah putraya bernama pangeran Benowo. Pada masa
pemerintahannya, terjadi pemberontakan Arya Pangiri (Putra Sultan Prawoto).
Akan tetapi pemberontakan tersebut dapat ditumpas oleh Sutawijaya (Putra Ki
Ageng Pemanahan). Pangeran Benowo selanjutnya menyerahkan pemerintahan Pajang
kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pemerintahan Pajang ke
Mataram.
Kerajaan
Mataram Islam
Kerajaan
Mataram Islam berdiri tahun 1586 dengan raja yang pertama Sutawijaya yang
bergelar Panembahans Senopati (1586-1601). Pengganti Penembahan Senopati adalah
Mas Jolang (1601 – 1613). Dalam usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam
di Pantai untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram. Mas Jolang
gugur dalam pertempuran di Krapyak sehingga dikenal dengan nama Panembahan Seda
Krapyak.
Kerajaan
Mataram kemudian diperintah Sultan Agung pada masa inilah Mataram mencapai
puncak kejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa
Timur dan sebagian Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi :
1) Bidang
Politik
Sultan Agung
berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di
Batavia. Serangan Mataram terhadap VOC dilakukan tahun 1628 dan 1929 tetapi
gagal mengusir VOC. Penyebab kegagalan antara lain :
a. Jaraknya
terlalu jauh yang mengurangi ketahanan prajurit Mataram
b. Kekurangan
persediaan makanan
c. Pasukan
Mataram kalah dalam persenjataan dan pengalaman perang.
2) Bidang
Ekonomi
Kerajaan
Mataram mampu meningkatkan produksi beras dengan memanfaatkan beberapa sungai
di Jawa sebagai irigasi
3) Bidang
Sosial Budaya
- Munculnya kebudayaan kejawen yang merupakan kebudayaan asli Jawa dengan kebudayaan Islam
- Sultan Agung berhasil menyusun Tarikh Jawa
- Ilmu pengetahuan dan seni berkembang pesat, sultan Agung mengarang kita sastra Gending Nitisruti dan Astabrata.
Sepeninggal
Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami kemunduran sebab
penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.
Kerajaan
Cirebon
Kerajaan
Cirebon didirikan Fatahillahs setelah menyerahkan Banten kepada putranya. Pada
masa pemerintahan Fatahillah (Sunan Gunung Jati) perkembangan agama Islam di
Cirebon mengalami kemajuan pesat. Pengganti Fatahillah setelah wafat adalah
penembahan Ratu, tetapi kerajaan Cirebon mengalami kemunduran. Pada tahun 1681
kerajaan Cirebon pecah menjadi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
Kerajaan
Makasar
Kerajaan
Makasar yang berdiri pada abad 18 pada mulanya terdiri dari dua kerajaan yaitu
kerajaan Gowa dan Tallo (Gowa Tallo) yang beribu kota di Sombaopu. Raja Gowa Daeng
Maurabia menjadi raja Gowa Tallo bergelar Sultan Alaudin dan Raja Tallo Karaeng
Matoaya menjadi patih bergelar Sultan Abdullah.
Kerajaan Gowa
Tallo (Makasar) akhirnya dapat berkembang menjadi pusat perdagangan yang
didorong beberapa faktor, antara lain :
- Letaknya strategis yang menghubungkan pelayaran Malaka-Jawa-Maluku
- Letaknya di muara sungai yang memudahkan lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman
- Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang mendorong para pedagang mencari pelabuhan yang memperjual belikan rempah-rempah
- Kemahiran penduduk Makasar dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal.
Kerajaan
Ternate
Kerajaan
Ternate berdiri pada abad ke-13 yang beribu kota di Sampalu. Agama Islam mulai
disebarkan di Ternate pada abad ke-14. pada abad ke-15 Kerajaan Ternate dapat
berkembang pesat oleh kekayaan rempah-rempah terutama cengkih yang dimiliki
Ternate dan adanya kemajuan pelayaran serta perdagangan di Ternate.
Ramainya
perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong terbentuknya persekutuan dagang
yaitu :
- Uli Lima (Persekutuan Lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate
- Uli Syiwa (Persekutuan Sembilan) yang dipimpin kerajaan Tidore
Kerajaan
Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Pada
saat itu wilayah kerajaan Ternate sampai ke daerah Filipina bagian selatan
bersamaan pula dengan penyebaran agama Islam. Oleh karena kebesaransnya, Sultan
Baabullah mencapa sebutan “Yang dipertuan” di 72 pulau.
Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore
berdiri pada abad ke-13 hampir bersamaan dengan kerajaan Ternate. Kerajaan
Tidore juga kaya rempah-rempah sehinga banyak dikunjungi para pedagang. Pada
awalnya Ternate dan Tidore bersaing memperebutkan kekuasaan perdagangaan di
Maluku. Lebih-lebih dengan datangnya Portugis dan Spanyol di Maluku. Akan
tetapi kedua kerajaan tersebut akhirya bersatu melawan kekuasaan Portugis di
Maluku.
Kerajaan Tidore
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Pada masa
pemerintahannya berhasil memperluas daerahnya sampai ke Halmahera, Seram dan
Kai sambil melakukan penyebaran agama Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar